Wahda illa Wahid* (Wahda yang hanya satu)


 Karena tak banyak sahabat yang menuliskan catatan dihari milad sahabatnya. Aku ingin, hadir diantara yang sedikit itu. Saya ingin menuliskan sesuatu, agar dia tahu dan tak meragu. Bahwa saya tidak pernah melupakan, betapa raksasa peran dirinya dalam hidupku. I knew (even though, her body so thiny).haha~~
***
 Tak ada seorang sahabat pun yang memiliki banyak kemiripan, sebanyak dia memiliki kehampirsamaan dengan saya. Terlahir pada tahun yang sama (meski dia agustus aku desember, tapi masih saja aku dipanggil kakak. Lhah , jelas-jelas aku yang paling muda). Takdir mempertemukan kami dalam senaungan ma’had yang sama 11 tahun silam, 6 tahun bersama menjejaki Kulliyatul Mu’allimat Al islamiyah , menghabiskan setahun pengabdian bersama, meski dia terlebih dahulu mengabdikan diri dan bersamaku merupakan pengabdian tahun ke-2 nya di ma’had. Kuliah pada institusi perkuliahan yang sama, jurusan yang sama meski berbeda kelas (setidaknya itu lebih baik) you-know-why, tak kubayangkan bagaimana bingungnya teman sekelas ingin mendahului siapa yang akan mereka panggil sebagai kakak (kami dituakan dikelas masing-masing, karena dianggap oleh teman sekelas sebagai seorang yang bijak dan dewasa dalam menyikapi berbagai hal) Tsahh..Ekhhemmp ! . Maka Allah menskenariokan agar ruangan kami terpisah berdasarkan alphabet, bidan A untuk setiap mahasiswi yang berawalkan nama A-L, bidan B bagi mereka yg berawalkan nama M-Z.  “Khaerunnisa el said” ditempatkan pada kelas bidan “A” dan dirinya “Masmuni Wahda Aisyah” ditempatkan pada kelas bidan “B” pembagian yang apik. Tak hanya itu, memasuki organisasi yang sama, baik external maupun internal kampus. Bergabung pada komunitas kepenulisan yang sama. Menuliskan target masa depan  bersama, target umur menikah serta kriteria-kriterianya yang nyaris hampir sama, you-know-what ?, yang pastinya bukan dengan orang yang sama, you-know-who ? ah..tak penting (Oupssh..hehe). Sama-sama memujakan warna kedamaian, tak lain adalah “Hijau”. Tidak satupun dari kesamaan itu yang kami rencanakan. Semuanya berjalan pure karena memang kehendak nurani masing-masing.
***
“Kawanku, kamu dan aku akan tetap asing terhadap kehidupan, terhadap satu sama lain, dan terhadap diri kita masing-masing. Sampai dihari ketika kamu berbicara dan aku mendengar, menganggap suaramu adalah suaraku; dan ketika aku berdiri dihadapanmu, mengira bahwa diriku berdiri dimuka cermin” (Kahlil Gibran).
Satu-satu aku sayang wahda..
Dua-dua juga sayang wahda..
Tiga-tiga tetap sayang wahda..
Satu-dua-tiga selalu sayang wahda.. J
Ahh..sekalipun aku slalu menyanyikannya untukmu, dirimu selalu saja meragukan rasa cintaku untukmu, nampak dari bibirmu yg akan manyun sambil berujar “Huh..Lebay loe cha’..”. Apa lagi yang kau ragukan dari jalinan maha indah ini Dah ?, belum cukupkah 11 tahun perjalanan akan persahabatan kita, nano-nano kehidupan telah kita hadapi sepenanggungan. Dalam arti kata (masalahku adalah masalahmu, namun deritamu bukanlah deritaku) hehe..*canda ding… :)
Kurang lebih 2 tahun sekosan. Hingga suatu waktu kami harus memilih untuk tak sekamar lagi, yah setahun terakhir ini kami tidak bersama lagi. Adanya dia terasa biasa saja, namun begitu tiada, ada sesuatu yang tidak terkumpul sepenuhnya. Setidaknya itulah yang menggelayut dibenakku. Harus kuakui, adanya dia memberi ketenangan. Seolah segala persoalan pasti ada jawaban.
Dirimu tetap wahda yang tetap satu. (wahda illa wahid)
Atas nama sahabat,kita akan senantiasa mengikat kesetiaan.
Atas nama saudara, kita akan senantiasa menjalin kasih sayang dan saling menasehati.
Atas nama cinta, tetaplah menjadi sahabat, saudara, serta menjadi penyemangatQ yang hebat.
***
Dirinya tak romantis, aku melankolis. Dirinya tak suka menangis, aku menonton kartun “tinkerbell” saja, airmata telah menganak sungai tak habis-habis. Meski dirinya tak romantis dan tak hobi menangis, ada sesuatu hal yang yang sangat kusalutkan darinya. Dia sangat penyayang dan keibuan.
Merindukan sekamar lagi denganmu Dah, ah..kita tak pernah sehati tentang situasi penerangan saat  tidur, dirimu yang tak bisa terlelap tanpa mematikan lampu, sedangkan diriku tak mampu memejamkan mata tanpa sinaran cahaya. Menikmati beberapa perbedaan dengan memahami satu sama lain.
Masih adakah yang lebih bahagia akan persahabatan diantara kita berdua selain diriku dan dirimu ???.
***
“Persahabatan sejati adalah tumbuhan tanaman lambat, dan harus menjalani dan bertahan terhadap serangan hama, binatang buas. Bertahan terhadap guncangan kesulitan, sebelum berhak atas sebutan itu”
11 tahun , bukanlah waktu yg singkat .
Kita saling menginspirasi. Aku selalu terinspirasi dengan gaya belajarmu,  dengan merekam suara sendiri. Hingga sebelum kau terlelap memutar ulang tiap materi yang kau rekam tadi. Memutarnya hingga dirimu terlelap. Dengan satu alasanmu yang selalu saja kau ulang-ulang, “cara seperti ini menjadikan memori kita kuat dalam mengingatnya”.(ah.. wahda , kau selalu saja punya alasan membantah teoriku). Aku yg selalu terinspirasi dengan setiap celotehan spontanitasmu. Aku yang selalu terinspirasi disetiap nasehat- nasehat adem saat kuterpuruk (ah..jadi ingat bulan januari) maaf..turut membuatmu depresi sebab ulahku. Hehe
 Kita saling menginspirasi ya Dah ?, entahlah..apakah dirimu pernah terinspirasi olehku. Naluriku berujar… pasti !!! Kuyakin , dalam beberapa hal dirimu pasti terinspirasi olehku (Buktinya sj, ente jd kebiasaan nempel-nempelin catatan didinding) Hayolahh Dah, akui saja!. *Jiyahh..terkesan maksa banget.  J  Hehe
Atas nama sahabat,kita akan senantiasa mengikat kesetiaan.
Atas nama saudara, kita akan senantiasa menjalin kasih sayang dan saling menasehati.
Atas nama cinta, tetaplah menjadi sahabat, saudara, serta menjadi PenyemangatQ yang hebat.
***
“Friendship isn’t how you forget but how you forgive, not how you listen but how you understand, not what you see but what you feel, and not how you let go but how you hold on”.
Tak ada kado special. Maaf tak mampu menghadiahimu tiket tour bali-bandung-papua(BeteWe, seriuss nehh ente mw ngabdikan diri di Papua???) Gubrakk . Maaf jika aku tak se-dewasa cara berpikir yang kau inginkan. Maaf jika selama 11 tahun ini aku selalu merepotkanmu. Maaf disetiap curcolan,serta gombalan garing yang terlontar dari bibir ini acapkali menjadikanmu risih. Maaf jika selama ini aku sering mengusik waktu belajarmu dengan berbagai kelakuan konyol yang mendongkolkan hatimu.  Maaf jika kutak menghadiahimu kado2 harapan seperti yang kau dambakan. Namun, membuatkanmu tart cake dihari jadimu yang ke 22 sudah sangat membanggakan untukku walaupun musti googling untuk mendapatkan resep tart cake istimewa dihari miladmu ini. Meski tak seapik tart cake holland bakery, americana, dan candy bakery. Tapi tart cake ini kubuat atas dasar cinta, sehangat semangat, seputih kasih, setulus sayang, sejernih nurani dan seikhlas niat. Bahan dasar apa lagi yang kurang ?

Atas nama sahabat,kita akan senantiasa mengikat kesetiaan.
Atas nama saudara, kita akan senantiasa menjalin kasih sayang dan saling menasehati.
Atas nama cinta, tetaplah menjadi sahabat, saudara, serta menjadi penyemangatQ yang hebat.
***
Sumpah, tidak akan cukup halaman ini bagi saya untuk menceritakan betapa ‘wahda’ mewarnai hidup saya, berbagai pelangi kisah dalam keseharian kami. Love you dah..! *kunanti traktiranmu. Hehe
Kuprediksikan setelah membaca catatan ini , dirimu akan bersegera untuk istighfar. Menyesali diri tak berta’awudz diawal kalimat sebelum membacanya. Hehe
Oh ya, tart cake-nya ba’da maghrib baru saya bawa ke rumahmu. Atau ente saja yang kekosku. Gimana ? Whatever-lahh!
***
Meluruh segala doa terbaikku untukmu. Miladun mubaarok ke 22, Wahda !
***
Makassar, 10 agustus 2012. 12.25 AM

Komentar

Postingan Populer